Saturday, August 2, 2008

Menunggu


Menunggu dan sendiri. 2 hal yang rasanya tidak bisa tidak kita alami dalam kehidupan kita. Bisa jadi kita jadi pihak yang menunggu ato malah jadi pihak yg ditunggu baik itu disadari atau tidak. Menunggu bisa jadi sebuah keniscayaan yang terkadang bisa membawa kepada sebuah kesenangan atau berubah menjadi sebuah kekecewaan yang tentunya hadir ketika kenyataan lari dari harapan. Tapi tak jarang pula menunggu bisa membawa kita kepada sebuah kedewasaan yang menuntut adanya kecemerlangan dalam memilih sudut pandang atau cara berfikir.

Sepenggal syair dari om ebiet dibwah ini rasanya bijak sekali dalam merepresentasikan 2 sudut pandang yang berbeda dalam mengartikan kata menunggu.. dan berkat lagu ini pula saya tiba2 pingin nulis tentang menunggu. Bukan berarti ini mutlak menggambarkan keadaan loh. Karena menunggu toh bisa dialami semua orang. Jadi mungkin aja bisa berguna dalam membantu kita dalam memilih sudut pandang dari kata kerja tunggu yang mendapat imbuhan me ini. BIsa jadi konteksnya dalam menunggu kerjaan (sambil nglirik ke seseorang, yg kayaknya bakal langsung ngasi komen), nunggu kapan gajian, nunggu kapan bisa pulang indo, nunggu kapan lulus, nunggu kapan jam makan siang, nunggu kapan bisa reunion ama teman lama ato nunggu kapan dapet jodoh heheh..

Tatkala Letih Menunggu by Ebiet G. Ade

Menunggu ada kalanya terasa mengasyikkan / Banyak waktu kita miliki untuk berfikir /
Sendiri sering kali sangat kita perlukan / Meneropong masa silam yg telah terlewat /
Mungkin ada apa yang kita cari / Masih tersembunyi di lipatan waktu yg tertinggal /
Mungkin ada apa yang kita kejar / Justru tak terjamah saat kita melintas /

Menunggu lebih terasa beban yg membosankan / Banyak waktu kita terbuang tergilas cuaca/
Sendiri seringkali sangat menyakitkan / Meneropong masa depan dari sisi yg gelap /
Mungkin ada apa yg kita takuti / Justru telah menghadang di lembaran hari-hari nanti /
Mungkin ada apa yang kita benci / Justru telah menerkam menembusi seluruh jiwa kita /

Memang seharusnya / Kita tak membuang semangat masa silam /
Bermain dalam dada / Setelah usai mengantar kita tertatih-tatih sampai di sini.

No comments: